Sabtu, 12 April 2014

teknologi pendidikan



MAKALAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN

OLEH,
MONICA JULYA HIDAYAD
11.01.1.129


PEMINATAN PKIP A REGULER
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
201
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menghadapi kemajuan teknologi yang berkembang, dunia pendidikan harus berinovasi untuk kemajuan pendidikan atau sekolah.
 Perkembangan teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktik pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Kenyataan ini menimbulkan persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media sebagai sarana untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi atau bahan ajar.
Kedudukan teknologi dari segi sistem pendidikan berfungsi untuk memperkuat pengembangan kurikulum terutama dalam disain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “What”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang ”Who”. Teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap mendisain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, penilaian program, dan penilaian hasil belajar. Lalu bagaimana dengan teknologi dalam CALL ada proses pembelajaran? Teknologi dalam pendidikan merupakan penggunaan media sebagai sumber atau sarana dalam proses pembelajaran untuk mempermudah pencapaian.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud pendidikan   ?
2.      Apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan ?
3.      Apa defenisi teknologi pendidikan menurut para ahli/badan/organisasi
4.      Apa saja manfaat teknologi pendidikan pada kehidupan sehari-hari (cukup satu contoh saja) ?
5.      Bagaimana perkembangan teknologi pendidikan yang ada pada saat sekarang ini, berikut dengan contoh congkritnya ?
6.      Bagaimana falsafah teknologi pendidikan (ontologi, aksiologi dan epistimologi) ?
7.      Apa saja visi teknologi pendidikan di indonesia ?
8.      Apa dasarnya teknologi pendidikan dibagi atas beberapa kawasan ?
9.      Bagaimana kawasan teknologi pendidikan ?

1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk menjelaskan konsep teknologi pendidikan serta perkembangannya pada dunia pendidikan.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan  
2.      Untuk mengetahui pengertian teknologi pendidikan
3.      Untuk mengetahui teknologi pendidikan menurut para ahli/badan/organisasi
4.      Untuk mengetahui manfaat teknologi pendidikan pada kehidupan sehari-hari (cukup satu contoh saja)
5.      Untuk mengetahui perkembangan teknologi pendidikan yang ada pada saat sekarang ini, berikut dengan contoh congkritnya
6.      Untuk mengetahui falsafah teknologi pendidikan (ontologi, aksiologi dan epistimologi)
7.      Untuk mengetahui  visi teknologi pendidikan di indonesia
8.      Untuk mengetahui dasarnya teknologi pendidikan dibagi atas beberapa kawasan
9.      Untuk mengetahui kawasan teknologi pendidikan







BAB II
ISI

2.1  Pengertian Pendidikan
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan definisi tersebut, saya menemukan 3 (tiga) pokok pikiran  utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Definisi Pendidikan menurut para ahli, sebagai berikut:
1.      Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
2.      John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
3.      J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.
4.      Hackbarth 1996
Teknologi pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi :(1) suatu prosessistematis yang melibatkan penerpanpengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.(2) Produk seperti buku teks ,program audio,program televisi sofwere computer dan lain-lain.(3) Suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan.(4) Merupakan bagian spesifik dari pendidikan. (hackbarth, 1996 dalam purwanto,dkk.,2005:3)

5.      Carter V.Good
a.       Seni, praktik, atau profesi pengajar.
b.      Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.


2.2        Pengertian Teknologi Pendidikan
Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui
pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat
elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai
pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih
mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia.
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie yang berarti seni,keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu.  
Pengertian Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama
proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke
bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.
Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai
atau menemukan solusi permasalahan. Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[1] Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.

2.3        Pengertian Teknologi Pendidikan Menurut Para Ahli
1.      Definisi menurut Anglin 1995.
Definisi ini memandang teknologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Sejak dimasukkannya unsur teknologi ke dalam kajian dan praktek pendidikan, semenjak itulah lahir disiplin teknologi pendidikan.
2.      Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
Teknologi pendidikan merupakan suatu studi yang sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”. Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses dalam mencapai tujuan.
3.      Definisi AECT 1977
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
4.      Definisi Teknologi Pendidikan menurut Ir. Lilik Gani HA
-          Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk lebih mengefektifkannya.[2]
-          Bidang yang memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan yang sistematik terhadap cakupan sumber pembelajaran yang luas melalui manajemen proses-proses tersebut.[3]
-          Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu perilaku dan teori pembelajaran, dan penggunaan pendekatan sistem untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, dan mengatur penggunaan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali bertukar tempat dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi instruksional lebih menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap penyelesaian masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada penggunaan dan pendayagunaan seni dan teknologi untuk mendukung pembelajaran.
-          Studi terhadap penerapan etis dari memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan meningkatkan performa dengan membuat, menggunakan, dan memanajemen proses dan sumber daya teknologi yang tepat.[4]
Berdasarkan definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA[5] dapat disimpulkan bahwa:
-          Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
-          Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
-          Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan sistem (pendekatan yang holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial).
-          Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
-          Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
-          Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia

2.4        Manfaat teknologi pendidikan dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari teknologi bermanfaat sebagai alat untuk mendukung perkembangan pengetahuan para siswa maupun mahasiswa seperti tugas saat ini yang diberikan Bpk.Muhardi, M.Kom yang mana tugas makalah ini melalui e-learning. Dengan begini mahasiswa memanfaatkan teknologi yang ada dan meningkatkan kemampuan dibidang teknologi. Tentu saja teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan , dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Serta dapat mempermudah pelajar dalam mencapai tujuan pendidikan.

2.5        Perkembangan teknologi pendidikan
Gerakan terbentuknya teknologi pendidikan (pengajaran dan intruksional) dimulai oleh salah satu pakar yaitu Dr. James Finn, yang pada saat itu menjadi kepala devisi pendidikan audio visual (DAVI), salah satu tulisan Finn yang terkenal adalah tentang Teknologi dan Proses Pembelajaran. argumen utamanya adalah bahwa dalam banyak bidang, masyarakat Amerika Utara telah diubah oleh teknologi dan teknologi itu tak bisa diacuhkan pengaruhnya terhadap pendidikan, cepat atau lambat.
Teknologi Pendidikan muncul sebagai bidang studi dan kategori jabatan baru pada tahun 1960. sejarah perkembangan tersebut menyangkut perkembangan Teknologi Instruksional, disini dipaparkan beberapa pendapat mengenai hal tersebut yang dapat dibagi ke dalama beberapa periode, diantaranya yaitu:
1)      Periode 1932 – 1959
Brown (1984) membahas penjelasan yang dikemukakan Seattler sekitar perkembangan teknologi instruksional. Seattler mengemukakan bahwa teknologi instruksional memiliki dua landasan filosofis dan teoritis yang sangat berbeda, yaitu; physical science dan yang kedua behavior sicence.
Seattler menjelaskan bahwa konsep ilmu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional biasanya berarti penggunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa, seperti projektor, tape recorder, dll. cirinya adalah bahwa konsep ini memandang berbagai media sebagai pembantu untuk mengajar dan berkecendrungan untu lebih memperhatikan alat dan prosedur dari pada memperhatikan perbedaan individual siswa atau materi pelajaran.
Gagasan yang paling berpengaruh dan berakar pada konsep ilmu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional ialah memasukkan material (audio visual) dan mesin (proyektor atau gambar hidup. dan mesin (proyektor atau gambar hidup).
2)         Periode 1960 – 1969.
Beberapa kejadian memberikan masukan terhadap prgeseran teoritis secara besar besaran berkenan dengan teknologi intruksional pada akhir tahun 1950 dan awal 1960an. Akibatnya terutama di Amerika, sekolah dikritik karena kegagalannya mengajarkan science dan matematika dalam kapasitas yang cukup. Karena itu tekanan lebih ditujukan kepada teknologi instruksional, sehingga mengakibatkan muncul dua konstruk teoritis secara bersamaan yang mempengaruhi lapangan teknologi instruksional. Pertama yaitu pengaruh yang kuat dari aliran behaviorisme terhadap semua pendekatan belajar. Kedua pendekatan sistem yang datang dari teknik mesin dan teknologi. Gerakan yang berbeda ini akhirnya melahirkan dan saling melengkapi yang disebut dengan Pengajaran Terprogram. Gerakan kaum behavioris melahirkan pegembangan tujuan behavioral, karena diperlukan perumusan tingkah laju lebih lanjut dalam merancang sebuah proses pembelajaran.
3)         Periode 1970 – 1983.
Mendekati akhir tahun 1970, muncul kembali pendekatan kognitif dalam pembelajaran. Banyak ahli pikologi yang mengsulakan hal tersebut, salah satunya Wittrock.menurutnya penekatan kognitif berimplikasi bahwa belajar dan pengajaran secara ilmiah akan lebih produktif bila dipelajari sebagai sesuatu yang bersifat internal, yakni suatu proses kognitif berperantara dari pada sebagai produk langsung dari lingungan , orang atau fktor eksternal lainnya
4)         Periode 1983 – muthakir.
Pada masa ini berlangsung kekacaubalauan akibat pertentangan dari landasan teoritik teknologi instruksional. Perbedaan pendapat ini terutama ditujukan kepada para perintis audio Visual. Oleh sebab itu beberapa ahli menjelaskan perkembangan teknologi pembelajaran kedalam beberapa masa sejarah, diantaranya:
a.       Metode Kaum Sofi.
Perkembangan dari berbagai metode pengajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Beberapa pendidik pada masa lampau, yaitu golongan Sofi di Yunani, para ahli pendidikan memandang kaum Sofi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik . Pandangan ajaran kaum Sofi didasarkan atas;
-          Bahwa manusia itu berkembang secara evolusi. Seorang dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban yang lebih tinggi. Melalui teknologilah permbeelajaran dapat diarahkan secara efektif.
-          Bahwa proses evaluasi itu berlagsung terus, terutama aspk-aspek moral dan hukum.
-          Sejarah dipandang sebagai gerak perkembangan yang bersifat evousi berkelanjutan.
-          Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat merupakan kaidah umum.
-          Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif, pragmatis, empiris dan behavioristik.
-          Gagasan kaum Sofi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
b.         Metode Socrates
Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsafat, metode yang dipakai disebut dengan Maieutik atau menguraikan, yang sekarang dikenal dengan nama metode inkuiri. Pelaksanaannya berlangung dengan cara take and give of conversation. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang mencari pengertian, yaitu suatu bentuk tetap dari sesuatu.
c.       Metode Abelard.
Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan Karel Agung di Eropa. Metode yang di pakai bertujuan untuk membentuk kelmpok pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan jawaban final tetapi siswalah yang akan menyimpulka jawaban itu sendiri. Metode ini biasa disebut dengan ‘ Sic et Non’ atau setuju atau tidak.
d.      Metode Lancaster
Metode Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring yang merupakan bentuk pengajaran yang unik, meliputi pengorganisasian kelas, materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan dikelola secara ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas khusus yang dapat mendayagunakan secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan siswa. Dalam sistem pengajaran Lacaster, pemakaian media pengajaran masih sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa menulis.
e.       Metode Pestalozi.
Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari adanya pengamatan , dan pengamatan menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang baru itu menimbulkan pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama untuk menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapat dikatakan bahwa perintisan ke arah peendayagunaan perangkat keras atau hardware sebenarnya telah dimulai pada masa Pestazoli ini, seperti penciptaan papan aritmatik yang terbagi dalam kotak kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara keseluruhan berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries untuk melatih siswanya dalam mempelajari angka, bentuk, posisi dan warna desain.
f.       Metode Froebel.
Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan pandangan filsafatnya yang intinya mengatakan bahwa pendidkan masa kanak kanak merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupnnya. Karena itulah Froebel mendirikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak – kanak.
g.      Metode Friedrich Herbart.
Praktik pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh Freobert terutama pada aspek pengembangan moral sebagai tujuan utama pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang datang dari luar.


2.6        Falsafat teknologi pendidikan
Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan dikaitkan dengan pertanyaan
·               apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)
·               Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah)
·               Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
a. Wujud Objek Telaah
Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan dibagi 4, yaitu:
·      Revolusi ke-1, orangtua menyerahkan tanggungjawab pendidikan anak kepada orang lain yang ahli.
·      Revolusi ke-2, pembelajaran menggunakan bahasa lisan/tulisan, kegiatan pendidikan dilembagakan.
·      Revolusi ke-3, muncul media cetak, terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak siswa dan lebih cepat, sementara itu kemampuannnya makin terbatas hingga perlu menggunakan media.
·      Revolusi ke-4, muncul media elektronik. Pada saat ini, teknologi dan media dalam dunia pendidikan berkembang pesat. Pendidikan mulai difokuskan pada mengajar anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutanya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui sumber dan saluran. Hal ini memunculkan gejala-gejala baru, yaitu:
1.      Adanya berbagai macam sumber belajar termasuk orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
2.      Perlunya sumber tersebut dkembangkan, baik secara konseptual maupun secara factual.
3.      Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan maupun sumber-sumber belajar untuk belajar
Ketiga hal diatas merupakan ruang lingkup wujud objek penelaahan (landasan ontologi), teknologi pendidikan.
b.      Penggarapan Objek Telaah
Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya, objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua  ilmu digabung secara sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.

Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·      Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya dikelola secara simultan.
·      Unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik.
·      Penggabungan proses kompleks di atas harus mengandung daya lipat.
Ketiga ciri diatas merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun  menjadi penggarapan objek telaah (landasan epistimologi) teknologi pendidikan.
c.       Hasil Penggarapan Objek Telaah
Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan.  Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu
d.      Rumusan filsafat teknologi pendidikan
 “agar setiap orang memperoleh kesempatan belajar, baik sendiri maupun dalam ikatan organisasi, seoptimal mungkin melalui pendekatan yang sistematik dan sistemik atas proses, sumber dan system belajar sedemikian rupa agar tercapai efisiensi, efektivitas dan keselarasan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan, kearah terbentuknya masyarakat belajar”
e.       Wujud penerapan filsafat teknologi pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia
Filsafat teknologi pendidikan telah terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia, wujudnya sebagai berikut :
·         Pada masa kemerdekaan tahun 1950, untuk mengatasi kesempatan belajar para pejuang yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tergabung dalam pasukan tentara, maka dihadirkanlah siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran, didirikan Balai Kursus Tertulis Pengembangan Guru, Balai Alat Peraga Pendidikan yang sekarang menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis
·         Pada awal orde baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisit kebijakan menggunakan radio dan  televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan, sebagai contoh program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI ( Aku Cinta Indonesia = amir, cici, ito)
·         Dalam periode pembangunan selanjutnya, berbagai bentuk penerapan teknologi pendidikan berkembang pesat. Penerapan berupa pola / sistem pendidikan yang inovatif, contohnya sebagai berikut :
a.       Sistem pendidikan terbuka / jarak jauh (SLTP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah Terbuka, Universitas Terbuka, Program KEJAR Paket A dan B)
b.      Proyek pendidikan melalui satelit ( Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia Timur
c.       Penggunaan siaran radio untuk penataran guru, sitem belajar mandiri untuk meningkatkan kualitas guru yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan
d.      Sistem pelatihan jarak jauh yang pengembangannya dikoordinasikan oleh Indonesian Learning Work (IDLN) dan SEAMOLEC ( SEAMO Open Learning Center )  berkedudukan di Pustekom Diknas
e.       Teknik /strategi pembelajaran untuk belajar pemecahan masalah dan belajar aktif (problem solving and active learning strategies and techniques)
Filsafat dalam pendidikan merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan, atau dapat dikatakan sebagai teori yang dipakai dasar bagaimana ”pendidikan itu dilaksanakan” sehingga mencapai tujuan (Dewey, 1946: 383). Oleh karena itu, sebagai sebuah ilmu teknologi pendidikan juga memiliki landasan. Salah satunya adalah landasan filosofis yang dapat dikaji melalui tiga kajian filsafat yaitu ontologi yang mewakili pertanyaan ”apa?” atau ”mengapa?”, epistimologi yang mewakili ”bagaimana?”, dan aksiologi ”untuk apa?”.

1.      Ontologi
Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.
Mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso bahwa ontology teknologi pendidikan adalah
a.    Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
b.   Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkann untuk keperluan belajar.
c.    Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.
d.   Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras.

2.      Aksiologi
Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras, 2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya
a.       Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
b.      Penyempurnaan system Pendidikan
c.       Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan
d.      Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran
e.       Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan
f.       Peningkatan partisipasi masyarakat

Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan saat ini adalah:
a.       Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
b.      Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain:
Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran  secara aksiologis akan menjadikan pendidikan menjadi:
-          Produktif
-          Ilmiah
-          Individual
-          Serentak / actual
-          Merata
-          Berdaya serap tinggi

Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L Zachri:2004).

3.      Epistimologi
Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.
M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu :
a)         Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara terpisah-pisah.
b)         Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan ditujukan untuk memecahkan masalah.
c)         Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri.
Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan adalah dengan cara:
a)Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar. Pengintegrasian secara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.
b)      Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar

2.7        Visi teknologi pendidikan di indonesia
Visi teknlogi pendidikan indonesia yaitu komponen integral yang menentukan dalam sistem belajar dan pembelajaran, yang mampu mengembangkan potensi optimal peserta didik/warga belajar sehingga terwujud masyarakat belajar dan berpengetahuan.

2.8        Apa dasar kawasan teknologi pendidikan
Teknologi Pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang terdiri atas beberapa komponen-komponen (manusia,peralatan,teknik dan waktu) yang bertujuan untuk memberikan kesan baik kepada pendidikan serta memberikan kemudahan untuk menyelesaikan masalah yang ada untuk itu perlu kawasan-kawasan untuk pengembangan. Peran kawasan untuk menyempurnakan perumusan definisi suatu bidang, harus dikembangkan suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan praktrek. Kawasan Teknologi Pendidikan merupakan rangkungan tengan wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan. Para peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan, atau menjadi praktisi disemua kawasan. Meskipun para peneliti tersebut dapat menfokuskan diri pada satu kawasan atau cakupan dalam kawasan tersebut, mereka menarik manfaat teori dan praktik dari kawasan yang lain. Kawasan Teknologi Pendidikan merupakan rangkungan tengan wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan.

2.9        Kawasan teknologi pendidikan
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi intruksional berlandaskan definisi AECT 1994 yaitu :
-          Desain
-          Pengembangan
-          Pemanfaatan
-          Pengelolaan
-          Penilaian
Kelima hal ini merupakan  kawasan (domain) dari bidang teknologi pendidikan. Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan.Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik.
A.    Kawasan desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (seels and richey,2000:32). Kawasan desain ini dibagi menjadi 4 yaitu :
1)      Desain sistem pembelajaran
2)      Desain penelitian
3)      Strategi pembelajaran
4)      Karakteristik peserta didik

B.     Kawasan pengembangan
Kawasan penembangan adalahproses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik.(seels and richey,2000:38). Kawasan pengembangan mencakup :
1)      Teknologi cetak
2)      Teknologi audiovidio
3)      Teknologi berbasis komputer
4)      Teknologi Multimedia

C.     Kawasan pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan adalah tindakan mengunakan metode dan model instruksional,bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. (seels and richey,2000:46). Kawasan pemanfaatan mencakup :
1)      Pemanfaatan media
2)      Divusi inovasi
3)      Implementasi dan instutisionalisasi
4)      Kebijakan dan regulasi


D.    Kawasan pengelolaan
Kawasan pengelolaan meliputi teknologi pembelajaran melalui : perencanaan ,pengorganisasian,pengkoordinasian dan super visi. (seels and richey,2000:54). Kawasan pengelolaan mencakup :
1)      Pengelolaan proyek
2)      Pengelolaansumber
3)      Pengelolaan sistem penyampaian
4)      Pengelolaan sistem informasi

E.     Kawasan penilaian
Kawasan penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Kawasan penilaian mencakup :
1)      Analisis masalah
2)      Pengukuran beracuan patokan
3)      Penilaian formatif
4)      Penilaian sumatif











BAB III
KESIMPULAN

3.1        Kesimpulan
Pengertian Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama
proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke
bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.
Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai
atau menemukan solusi permasalahan. Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Pengertian teknologi pendidikan mengalami banyak perkembangan yang membawa kawasan untuk proses pemecahan masalah pembelajaran. Pemecahan masalah pembelajaran merupakan bidang garapan teknologi pendidkan itu sendiri, hinga menjadi satu profesi yang memiliki komitment tinggi dalam menyelesaikan masalah belajar menggunakan teknologi. Teknologi pendidikan memiliki enam hubungan kawasan teknologi pembelajaran, yaitu desaign, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, penelitian.
Pengembangan teknologi dalam pembelajaran berpengaruh terdap proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam pengembangan kawasan teknologi pembelajaran mempengaruhi kualitan proses pembelajaran.




DAFTAR PUSTAKA

http://griyokulo.blogspot.com/2010/02/kawasan-teknologi-pendidikanpembelajara.html#.U0oNdcgZTZ8